Jumat, 02 Maret 2012

PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA


Perkembangan pers di Indonesia pada masa transisi pertama (1942-1945)

Era ini berlangsung dari 1942 hingga 1945, yakni selama penjajahan Jepang. Selam periode ini situasi politik Indonesia mengalami perubahan yang radikal. Dalam era ini juga pers Indonesia belajar tentang kemapuan media massa sebagi alat mobilisasi massa untuk tujuan tertentu. Pada era ini pers Indonesia mengalami kemajuan dalam hal teknis namun juga mulai diberlakukannya izin penerbitan pers.

Dalam masa ini surat kabar berbahasa Belanda diberangus dan beberapa surat kabar baru diterbitkan meskipun dikontrol ketata oleh Jepang. Selain itu Jepang juga mendirikan Jawa Shinbun Kai dan cabang kantor berita Domei dengan menggabungkan dua kantor berita yang ada di Indonesia yakni Aneta dan Antara.
Selama masa ini, terbit beberapa media (harian), yaitu:
  • Asia Raya di Jakarta
  • Sinar Baru di Semarang
  • Suara Asia di Surabaya
  • Tjahaya di Bandung
Pers nasional masa pendudukan Jepang mengalami penderitaan dan pengekangan lebih dari zaman Belanda, Namun begitu, hal ini justru memberikan banyak keuntungan bagi pers Indonesia, diantaranay adalah Pengalaman karyawan pers Indonesia bertambah, Adanya pengajaran bagi rakyat agar berpikir kritis terhadap berita yang disajikan oleh sumber resmi Jepang, serta meluasnya penggunaan bahasa Indonesia.

Radio
Ketika pendudukanJepang tahun 1942, semua stasiun radio siaran dikuasai oleh kolonial Jepang,programnya diarahkan pada propaganda perang Asia Timur Raya. Tapi setelahJepang menyerah kepada Sekutu 14 Agustus 1945 para angkasawan pejuangmenguasai Radio Siaran sehingga dapat mengumandangkan Teks ProklamasiKemerdekaan 17 Agustus 1945 ke seluruh dunia. Selanjutnya sejak proklamasikemerdekaan RI sampai akhir masa pemerintahan Orde Lama tahun 1965, RadioSiaran hanya diselenggarakan oleh Pemerintah, dalam hal ini Radio RepublikIndonesia atau RRI
Radio Siaran di Indonesia
     
zaman Jepang : Ketika belada menyerah pada Jepang tanggal 8 Maret 1942,radio siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku
, yang merupakan pusat radio siaran yang berkedudukan di Jakarta, serta mempunyai cabang-cabang yang dinamakan
 Hoso Kyoku
di Bandung, Purwakarta, Yogyakarta,Surakarta, Semarang, Surabaya dan Malang

Surat Kabar Di Indonesia
            Ketika jepang datang, surat kabar yang ada di Indonesia diambil alihsecara pelan-pelan. Tujuan sebenarnya adalah agar pemerintah jepangdapat memperketat pengawasan terhadap isi suratkabar

Ketika Belanda menyerah pada Jepang, tanggal 8 maret1942 sebagai konsekuensinya, radio siaran berstatus badanswasta dinonaktifkan dan diatur oleh jawatan khusus bernama,serta mempunyai cabang-cabang yang dinamakan di Bandung,Purwakarta, Yogyakarta Surakarta, Semarang, Surabaya danMalang. Rakyat Indonesia hanya boleh mendengarkan siarandari saja, namun meskipun demikian dikalangan pemudaterdapat beberapa orang dengan resiko kehilangan nyawanyakarena secara sembunyi-sembunyi mendengarkan radio siaranluar negeri. Sehingga mereka mengetahui bahwa pada tanggal14 agustus Jepang telah menyerah pada sekutu

Tidak ada komentar: