Perkembangan
pers di Indonesia pada masa transisi pertama (1942-1945)
Era ini berlangsung dari 1942 hingga 1945, yakni selama penjajahan Jepang. Selam periode ini situasi politik Indonesia mengalami perubahan yang radikal. Dalam era ini juga pers Indonesia belajar tentang kemapuan media massa sebagi alat mobilisasi massa untuk tujuan tertentu. Pada era ini pers Indonesia mengalami kemajuan dalam hal teknis namun juga mulai diberlakukannya izin penerbitan pers.
Dalam masa ini surat kabar berbahasa Belanda diberangus dan beberapa surat kabar baru diterbitkan meskipun dikontrol ketata oleh Jepang. Selain itu Jepang juga mendirikan Jawa Shinbun Kai dan cabang kantor berita Domei dengan menggabungkan dua kantor berita yang ada di Indonesia yakni Aneta dan Antara.
Selama masa ini, terbit beberapa media (harian), yaitu:
- Asia Raya di Jakarta
- Sinar Baru di Semarang
- Suara Asia di Surabaya
- Tjahaya di Bandung
Pers
nasional masa pendudukan Jepang mengalami penderitaan dan pengekangan lebih
dari zaman Belanda, Namun begitu, hal ini justru memberikan banyak keuntungan
bagi pers Indonesia, diantaranay adalah Pengalaman karyawan pers Indonesia
bertambah, Adanya pengajaran bagi rakyat agar berpikir kritis terhadap berita
yang disajikan oleh sumber resmi Jepang, serta meluasnya penggunaan bahasa
Indonesia.
Radio
Ketika
pendudukanJepang tahun 1942, semua stasiun radio siaran dikuasai oleh kolonial
Jepang,programnya diarahkan pada propaganda perang Asia Timur Raya. Tapi
setelahJepang menyerah kepada Sekutu 14 Agustus 1945 para angkasawan
pejuangmenguasai Radio Siaran sehingga dapat mengumandangkan Teks ProklamasiKemerdekaan 17
Agustus 1945 ke seluruh dunia. Selanjutnya sejak proklamasikemerdekaan RI
sampai akhir masa pemerintahan Orde Lama tahun 1965, RadioSiaran hanya diselenggarakan oleh Pemerintah,
dalam hal ini Radio RepublikIndonesia atau RRI
Radio Siaran di Indonesia
zaman Jepang :
Ketika belada menyerah pada Jepang tanggal 8 Maret 1942,radio siaran yang tadinya berstatus
perkumpulan swasta dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku
, yang merupakan pusat radio
siaran yang berkedudukan di Jakarta, serta mempunyai cabang-cabang yang
dinamakan
Hoso Kyoku
di Bandung, Purwakarta,
Yogyakarta,Surakarta, Semarang, Surabaya dan Malang
Surat Kabar Di Indonesia
Ketika jepang datang, surat kabar yang ada di Indonesia diambil alihsecara
pelan-pelan. Tujuan sebenarnya adalah agar pemerintah jepangdapat memperketat
pengawasan terhadap isi suratkabar
Ketika Belanda menyerah pada Jepang, tanggal 8 maret1942 sebagai konsekuensinya, radio siaran berstatus badanswasta
dinonaktifkan dan diatur oleh jawatan khusus bernama,serta mempunyai cabang-cabang
yang dinamakan di Bandung,Purwakarta, Yogyakarta Surakarta, Semarang, Surabaya danMalang. Rakyat Indonesia hanya boleh mendengarkan siarandari saja, namun meskipun demikian dikalangan pemudaterdapat beberapa orang dengan resiko kehilangan nyawanyakarena secara
sembunyi-sembunyi mendengarkan radio siaranluar
negeri. Sehingga mereka mengetahui bahwa
pada tanggal14 agustus Jepang telah menyerah pada sekutu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar